Mari kita lanjutkan serial tulisan Rajab-Syaban-Ramadhan. Tulisan sebelumnya tentang Isra dan Miraj bisa dibaca di link berikut ya.

Sya’ban bulannya Rasulullah ﷺ

Sayyidina Muhammad ﷺ adalah manusia paling mulia, namanya bersanding dengan nama Allah ﷻ di Arsy sejak sebelum makhluk pertama diciptakan, seorang pimpinan yang paling bijak dan beretika, kepala keluarga yang paling berakhlak, panutan yang sangat memperhatikan setiap aspek kehidupan umatnya sejak masa kenabian hingga akhir zaman kelak. Beliau lah yang paling kita harapkan syafaat pertolongannya pada hari ketika tidak ada tempat untuk bergantung. Semoga kita semua termasuk dalam barisan umatnya yang setia mencintai dan menjalankan setiap tuntunannya.

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab : 56)

Sya’ban adalah bulan ketika diturunkannya ayat Al-Quran di atas. Ayat ini merupakan pengingat betapa mulianya Nabi Muhammad ﷺ sampai-sampai Allah memerintahkan umat Islam dan malaikat bershalawat kepadanya. Dan melalui ayat ini pun bisa diketahui bahwa shalawat adalah satu-satunya perintah ibadah yang Allah ﷻ juga ikut melakukannya. Beda dengan perintah ibadah lain, misalkan Allah ﷻ memerintahkan shalat 5 waktu yang hanya diwajibkan kepada umat Islam sementara Allah ﷻ tidak melakukannya. Dengan turunnya ayat tersebut di bulan Sya’ban pula, para ulama menyandingkan bulan Sya’ban sebagai bulannya Nabi Muhammad ﷺ. Maka perbanyaklah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ baik di dalam bulan Sya’ban maupun di bulan-bulan lainnya.

Hadits Rasulullah ﷺ

Salah satu metode untuk mengikuti tuntunan Nabi Muhammad ﷺ adalah melalui hadits atau sunnah peninggalannya. Hadits merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah Al-Qur’an.

Secara etimologi, hadits merupakan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi ﷺ, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan serta sifat-sifat fisik dan suri tauladannya. Berdasarkan definisi ini hadits bisa disamakan dengan sunnah.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa hadits Rasulullah ﷺ telah dihimpun oleh para ulama. Secara masyhur, hadits-hadits tersebut terkumpul dalam Kutubut-Tis’ah yaitu sembilan kitab-kitab hadits yang dibuat oleh ulama-ulama besar terdahulu, antara lain Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Muwatha’ Malik, Musnad Ahmad, dan Sunan Darimi. Dalam tulisan ini secara khusus saya ingin membahas sedikit mengenai Shahih Bukhari.

Nama lengkap penyusunnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari. Menurut Prof. Muhammad Abu Zahw, seorang guru besar ilmu Al-Quran dan Hadits di Universitas Al-Azhar Kairo dalam bukunya yang berjudul “The History of Hadith” beliau mengungkapkan bahwa Imam Al-Bukhari menyusun kitab haditsnya selama 16 tahun. Di dalamnya Imam Al-Bukhari melakukan takhrij lebih dari enam ratus ribu hadits. Ia sangat teliti sehingga tidak meloloskan satu hadits pun di dalamnya kecuali Ia telah yakin tiap haditsnya benar-benar shahih dari Rasulullah ﷺ. Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan bahwa hadits-hadits yang terdapat di dalam Shahih Bukhari secara berulang sebanyak 7397 hadits, selain hadits mu’allaq, mutaba, dan mauquf. Sementara matan hadits yang asli tanpa perulangan sebanyak 2602 hadits.

Tsulatsiyyat Al-Bukhari

Tsulatsiyat Al-Bukhari adalah hadits-hadits dari Shahih Bukhari yang antara Imam Al-Bukhari sebagai penyusun hadits dengan Rasulullah ﷺ sebagai sumber hadits hanya terdapat tiga orang perawi saja. Dengan kata lain Tsulatsiyyat Al-Bukhari adalah sebagian kecil dari Shahih Bukhari yang memiliki keistimewaan terkait kedekatan antara Imam Al-Bukhari dan Rasulullah ﷺ hanya berjarak 3 orang yang meriwayatkan haditsnya. Keistimewaan hadits-hadits ini juga disebutkan karena mempunyai sanad yang tinggi (sanad ‘aly) dibandingkan hadits lain dalam Shahih Bukhari yang memiliki empat hingga sembilan perawi.

Berikut adalah diagram perawi dalam Tsulatsiyyat Al-Bukhari :

Tsulatsiyyat Al-Bukhari terdiri dari 22 hadits. Berdasarkan jalur perawi dari gambar di atas, periwayatan hadits Tsulatsiyyat Al-Bukhari (tingkatan kedua dari kanan) terbagi menjadi lima jalur, yaitu :

  1. من طريق المكي عن يزيد عن سلمة بن الأكوع (dari jalur Al-Makkiy → Yazid → Salamah bin Al-Akwa’, terdapat 11 Hadits)
  2. من طريق أبو عاصم الضحاك عن يزيد عن سلمة بن الأكوع (dari jalur Abu ‘Ashim Adh-Dhahak → Yazid → Salamah bin Al-Akwa’, terdapat 6 Hadits)
  3. من طريق محمد بن عبد الله الأنصاري عن حميد عن أنس بن مالك (dari jalur Muhammad bin Abdullah Al-Anshariy → Humaid → Anas bin Malik, terdapat 3 Hadits)
  4. من طريق خلاد بن يحيى عن عيسى بن طهمان عن أنس بن مالك (dari jalur Khallad bin Yahya → ‘Isa bin Thahman → Anas bin Malik, terdapat 1 Hadits)
  5. من طريق عصام بن خالد عن حريز بن عثمان عن عبد الله ابن بسر (dari jalur Ishom bin Khalid → Hariz bin Utsman → Abdullah bin Busr, terdapat 1 Hadits)


Sumber Gambar : Youtube Nabawi TV

Syaikh Ali Jum’ah (Mufti Besar Mesir periode 2003 - 2013) dalam sebuah acara di Masjid Istiqlal pada tanggal 9 Oktober 2023 yang lalu menjelaskan terkait keistimewaan Imam Al-Bukhari beserta Tsulatsiyyat Al-Bukhari. Dalam acara tersebut juga diberikan ijazah kepada jamaah yang hadir untuk kitab Tsulatsiyyat Al-Bukhari. Beliau menyampaikan bahwa ulama pertama yang memperhatikan tentang Tsulatsiyyat Al-Bukhari ini adalah Imam Al-Murtadho Az-Zabidi yang menyusun kitab “Tajul ‘Arus min Jawahir Al-Qamus”.

Imam Al-Murtadho Az-Zabidi menggunakan metode Tsulatsiyyat ini untuk muridnya menghafalkan hadits-hadits dari Shahih Bukhari. Lalu kemudian beliau berencana untuk menyusun metode Rubaiyyat (hadits dengan 4 perawi), namun Ia dipanggil oleh Allah ﷻ sebelum menyelesaikan metode Rubaiyyat tersebut. Sehingga metode penghafalan Rubaiyyatnya tidak dilanjutkan lagi.

Oleh karenanya, sebagai usaha Al-Faqir dalam menghafalkan, mengamalkan, dan berbagi pengetahuan kepada sesama tentang hadits-hadits Nabi ﷺ, Alhamdulillah sudah disusun Tsulatsiyyat Al-Bukhari dalam format halaman web yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun (asalkan ada koneksi internet hehe).

Ayo kita belajar untuk membaca, menghafal, dan memahami Hadits Rasulullah ﷺ
Silahkan klik tautan berikut untuk membacanya → Tsulatsiyyat Al-Bukhari

Di dalamnya sudah diberikan penomoran hadits dan dilampirkan juga terjemahannya agar kita bisa memahami makna dari hadits yang mulia dari Sayyidina Muhammad ﷺ. Cukup sekian untuk tulisan pada seri kali ini, sampai jumpa di tulisan berikutnya, masih di dalam Serial Rajab-Syaban-Ramadhan 👋