Sumber gambar : CNET.com


Saya suka beli buku. Suka belinya aja tapi gak dibaca sampai selesai. Faktor terbesarnya adalah karena gak ada waktu untuk menyelesaikan. Sementara di waktu-waktu luang banyak saya habiskan untuk scrolling instagram dan twitter. Niat awalnya sih cuma iseng-iseng buka sosmed. Ternyata tanpa disadari aktifitas itu menghabiskan sekian jam di kehidupan saya setiap hari. Harusnya waktu saya untuk sosmed bisa saya alihkan untuk baca buku, tapi kurang enak juga kalo kemana-mana bawa buku. Saya tipe orang “eman-eman” sama buku. Saya jaga benar-benar jangan sampai buku itu rusak, bahkan ada lipatan sekalipun.

Beberapa hari terakhir saya ditanya oleh teman-teman yang melihat saya lagi asyik baca buku di Kindle. Pertanyaannya mengapa saya memilih Kindle, apa kelebihan kekurangannya jika dibandingkan buku fisik ataupun tablet. Dan setelah saya menjelaskan alasan saya panjang lebar tentang Kindle, respon mereka rata-rata tertarik untuk beli juga. Entah karena mereka mengalami masalah yang serupa dengan masalah saya diatas ataupun karena alasan lain.

Hari ini adalah hari kesepuluh sejak pertama kali saya menggunakan Kindle. Hal yang paling saya sukai dari Kindle adalah kemudahannya untuk dibawa kemanapun. Bagaikan saya membawa perpustakaan digital kemanapun saya pergi. Misalkan lagi iseng nunggu teman ketika janjian di kafe, bisa sambil baca buku yang saya beli di Amazon Store. Lalu kalau lagi hadir di kajian agama, bisa saya buka Al-Qur’an digital ataupun kitab-kitab ulama terdahulu yang file pdf-nya sudah saya masukkan ke library Kindle. Ukurannya yang hampir setara dengan iPad mini (bahkan lebih kecil) juga memudahkan untuk dibawa dan dimasukkan ke tas selempang mini yang sering saya bawa kemana-mana. Simple and powerful!

Dari satu perbandingan diatas rasanya cukup untuk saya memenangkan Kindle jika dibandingkan dengan buku fisik. Jadi pembahasan ini kita lanjutkan ke perbandingan berikutnya, yaitu :

Apa bedanya dengan baca e-book di perangkat lain semisal hp, tablet, ataupun laptop? (lebih utama dibandingkannya sama tablet)
Untuk menjawab ini sebenarnya terkait selera dan prinsip ya. Jawaban saya ini murni perspektif saya pribadi. Jadi bukannya saya sok tau, atau sok kenal, karena preferensi tiap orang pasti berbeda.

Sebelum beli Kindle ada beberapa hal yang saya pertimbangkan. Perlu kurang lebih 3 hari 3 pagi 3 siang 3 sore 3 malam untuk saya akhirnya memutuskan untuk memasukannya ke keranjang belanja dan melakukan pembayaran hingga transaksi selesai dan Kindle sampai di tangan saya. Pertanyaan terbesar : Apakah dengan harga segitu worth it?

Pertimbangan utama saya ingin punya device yang secara fokus untuk baca buku. Bukan device yang secara umum fungsinya sama dengan hp ataupun laptop karena saya yakin 10000% kalau saya beli tablet which is saya emang belum punya tablet, saya pasti tergoda untuk dipakai main game, pasti. Bisa juga ketika saya lagi asyik baca e-book di tablet tiba-tiba ada notifikasi yang bikin saya secara sengaja atau tidak ngeklik dan akhirnya kegiatan saya baca buku terdistraksi olehnya. Kan gak asyik ya. Oleh karena itu saya lebih milih Kindle.

Kindle [1] : [0] Tablet

Ohiya Kindle ini bentuknya memang sekelas tablet, tapi karena fungsi utamanya cuma bisa untuk baca buku maka dia lebih populer disebut dengan istilah E-Book Reader. Sementara tablet yang saya maksud ini semacam Tablet Android ataupun iPad.

Pertimbangan berikutnya adalah baca buku di layar LCD semacam hp itu kurang nyaman. Mungkin untuk sekedar baca teks pesan ataupun status di sosmed masih oke-oke aja, tapi kalau buat baca buku which is isinya tulisan semua rasanya kurang nyaman buat berlama-lama, ya kan? ya dong!

Nah Kindle dan beberapa merk E-Book Reader lainnya mengusung tipe layar yang disebut dengan istilah E-Ink yaitu teknologi layar yang membuatnya terlihat seperti kita melihat kertas biasa. Alhasil lebih nyaman buat dibaca berlama-lama. Kalau gak percaya nanti bisa liat di Youtube tentang reviewnya. Tapi nanti aja, selesaiin dulu baca blog ini wkwk

Kindle [2] : [0] Tablet

Ketika baca buku di Kindle which is bukunya kebanyakan berbahasa Inggris karena memang belum tersedia untuk pasar buku bahasa Indonesia, saya sangat terbantu dengan adanya fitur kamus kosakata yang ada di Kindle. Kalau kita klik salah satu kata akan keluar arti dari kata tersebut.

Namun itu gak seberapa istimewa karena aplikasi Calibre yang bisa diinstal di laptop buat baca e-book pun tersedia fitur serupa. Nah pembeda yang menurut saya istimewa di Kindle adalah dia punya fitur tambahan yang namanya “Word Wise”. Itu adalah fitur yang memberikan penjelasan tentang istilah yang gak umum, arti dari istilah tersebut terpampang langsung tepat diatas kata-kata istilah di tiap halaman tanpa perlu kita ngeklik kata-katanya. Itu sangat membantu untuk saya membaca dengan lancar tanpa perlu klik satu per satu istilah yang gak saya pahami.

Oleh karenanya saya gak ragu buat beli buku-buku di Amazon Store karena fitur-fitur diatas sangat membantu untuk saya memahami kata-kata atau istilah di buku yang saya beli.

Kindle [3] : [0] Tablet

Salah satu kekurangan Kindle adalah secara khusus dia hanya support buku dari Amazon Store. Bisa juga sih masukkin file-file ke Kindle dengan format mobi, pdf, docx, txt, rtf, dll. Tapi sayangnya gak support untuk file-file yang DRM Protected.

Saya punya beberapa buku yang saya beli di Google Play Store. Beberapa buku yang belum selesai saya baca, pengennya saya masukkan ke Kindle juga. Ternyata Kindle gak support file hasil export dari Google Play karena filenya berstatus DRM Protected. Ada sih beberapa buku yang bisa saya konversi ke format mobi atau pdf tapi hasilnya kurang maksimal. Entah fontnya yang pecah-pecah, halaman yang gak sinkron, intinya gak elok diliatnya.

Disitu saya agak kecewa sama Kindle. Mungkin Amazon gak rela customernya baca buku yang dibeli di Google. Sama aja kayak kita yang kalau nongkrong di kafe dilarang bawa makanan dan minuman dari luar. Alhasil buku-buku yang saya beli di Google Play gak saya masukkan ke Kindle.

Sementara kalau di tablet bisa instal aplikasi Google Play Book untuk baca buku dari Google, dan bisa juga instal aplikasi Amazon Kindle dari Play Store/App Store buat baca buku dari Amazon. Semua e-book saya bisa terakomodir.

Kindle [3] : [1] Tablet

Disamping itu ada beberapa kelebihan lain dari Kindle yaitu konon katanya baterainya bisa bertahan kurang lebih sebulan kalau baca bukunya kurang lebih 30 menit perhari dengan kecerahan layar sebesar 13 (saya belum pernah coba). Kindle Paperwhite 10th punya saya ini juga anti air jadinya bisa baca buku sambil mandi (siapa juga yang mau baca buku sambil mandi wkwk). Katanya sih buat orang luar sana yang kultur baca bukunya tinggi, suka baca buku dimanapun termasuk di pinggir kolam renang atau pantai jadi gak perlu khawatir Kindlenya kalau kena air. Harga buku-buku versi Kindle juga lebih murah dibandingkan kalau beli buku fisik di toko buku-buku impor. Ya kisaran 20-50rb lebih murah sih, tapi kalau di Amazon lagi ada diskon bisa jadi perbandingannya jauh lebih murah beli di Kindle.

Rasanya sekian penjelasan saya tentang Kindle. Kalau diliat dari skor diatas kelihatan kan ya kenapa saya lebih milih baca buku di Kindle heheh

Ohiya punya saya ini Kinde Paperwhite 10th 2018 8GB with Ads (Special Offer)

Kalau kamu masih bingung, atau punya alasan lain dalam hal perbandingan antara Kindle dengan buku fisik ataupun tablet, boleh aja disampaikan di kolom komentar ya!

Setelah ini blog saya akan berisi review dari buku-buku yang telah selesai saya baca di Kindle. Stay tune!